SUGENG RAWUH

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Melalui jejaring sosial website ini, kami bertekad dapat menyuguhkan layanan informasi secara umum maupun khusus yang meliputi aktifitas KBM, kegiatan siswa, prestasi sekolah/siswa, PSB dsb. Yang dapat diakses oleh siswa, guru, orang tua/wali siswa dan masyarakat secara cepat, tepat dan efisien.
Akhir kata, semoga layanan web site ini bermanfaat.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

skenario bmbingan konseling individu PPG BIMBINGAN KONSELING

Dikirim 0leh Arjo moemedo Thursday, September 25, 2025 0 komentaran

 

 

Musik]

0.05

[Musik]

0.14

[Musik]

0.26

asalamualaikum Waalaikumsalam Silakan masuk

0.38

ad bagaim kabarnya hari ini Alhamdulillah iyau berima kasih kepada ad karena ad

0.46

sudah menyatkan waktu untuk datang ke ruangk ini nah sebelumnya apak ad tah kena dipanggille ibuak Bu Yaudah

0.54

kitaanut Sas keuangimbing

1.00

Iya Adel sebelum kita memulai konseling individu alangkah baiknya kita berdoa

1.06

dulu ya E berdoanya Ibu Pimpin atau ada yang pimpin ibu yaud sekarang ibu akan

1.12

pimpin doanya sebelum kita melaksanakan konseling individual Mari kita berdoa Berdoa

1.21

mulai Berdoa selesai Nah di sini Ibu akan bertanya dulu kepada ad Apakah ini

1.29

ke ruangan itu baru pertama kali Iya baru pertama kali ya baru pertama kali tapi tidak apa-apa jangan tegang jangan

1.35

takut Nah di sini sebelum kita melaksanakan konseling individual ibu akan menjelaskan dulu apa itu konseling

1.42

jadi konseling itu pemberian bantuan dari konselor jadi konselornya ibu

1.48

sendiri Ibu BK jadi ibu guru BK dan konselinnya Adel Tapi sebelumnya di sini

1.54

ada beberapa asas yang harus eh kita jalankan Dalam kegiat konseling ini yang

2.01

pertama ada asas kerahasiaan jadi asas kerahasiaan ini Adel tidak usah takut

2.07

Adel tidak usah eh malu jadi Adel percaya ke Ibu jadi Insyaallah semua eh

2.12

curahan hati Adel semua yang Adel rasakan Ibu tidak akan memberitahu kepada orang orang lain Jadi semuanya

2.19

ibu akan pegang rahasia Adel yang selanjutnya di sini ada juga asas eh

2.25

keterbukaan jadi di manana Adel diharapkan untuk eh apa ya jadi e

2.31

mengutarakan unak-undak Adel masalah Adel jadi tidak ada dusta di antara kita

2.37

seperti itu ya baik Adel di sini Ibu ada laporan ada laporan dari wali kelas ada

2.44

laporan dari guru mapel juga eh laporannya sekarang adil itu mengalami

2.50

nilai nilai mata pelajaran itu rendah sekarang menurun yang awalnya waktu itu

2.56

semester 2 ya di kelas 7 ad itu bagus malahan berprestasi sekarang itu jadi ee

3.03

menurun jadi rendah Nah Ibu sebelumnya di sini ya Ee ingin tahu dulu ingin tahu

3.10

dulu kenapa Adel bisa sekarang nilainnilainya turun terus di kelas juga

3.17

Adel itu jarang apa ya jarang aktif gitu kan Ibu tahu Adel itu di kelas 7 itu

3.22

sangat aktif anakanaknya ketika e belajar kelompok bersama teman adil

3.27

bagus gitu ya tapi sekarang Ken apa ya Nah di sini kalau boleh tahu nih

3.33

penyebabnya itu apa Gitu Ee kurangnya bimbingan dari orang tua

3.39

terus temannya enggak asik terus e enggak bisa ngebagi waktu karena es Oh

3.45

gitu Jadi yang pertama itu kurang bimbingan dari orang tua orang tua ada kerja kerja kerja Oh Jadi kurangnya

3.53

perhatian dari orang tua juga kenapa itu yang kedua teman-temannya tidak asik EE aduh Enggak tahu juga Bu soalnya kayak e

4.01

celelan oh jadi adael-sirelan yang tadi yang terakhir itu ad susah Membagi waktu

4.07

karena banyak mengikuti urikuler di sekolah kalau Ibu boleh tahu ekstruriuler apa saja adaikuti Pramuka

4.16

graiti tar Pramuka grafiti Tar juga ikutan

4.23

utan jugayaah gitu ya di sudah

4.29

laksanakan konseling individu siap Nah di sini konseling individu itu ada 1 JP 1 jp-nya itu 30 menit ya beda lagi

4.37

dengan konseling eh klasikal Jadi kalau konseling klasikal itu waktunya itu untuk SMP 40

4.45

menit nah di sini tadi ibu sudah mendengarkan identifikasi masalah dari Adel yang pertama itu tadi Adel

4.52

kurangnya perhatian dan bimbingan dari orang tua yang keduanya tadi temannya kurang asik di kelas yang ketiganya

4.58

tidak bisa membagi ee waktu Nah di sini Ibu akan melakukan treatment Bagaimana

5.04

cara meningkatkan motivasi belajar jadi Adel nanti semangat lagi untuk belajarnya Tapi ini tergantung dari diri

5.12

Adel sendiri Ibu hanya menjembatani ya Tapi sebelumnya ibu akan menjelaskan

5.17

dulu apa itu motivasi jadi motivasi itu suatu apa suatu pendorong pendorong

5.24

semangat ya jadi dorongan dari luar atau dalam untuk mencapai sesu sesuatu dan

5.30

motivasi ini ada dua ada motivasi intrinsik ada motivasi ekstrinsik

5.38

Mungkin ada yang sudah mendengar ya waktu itu Ibu pernah ke kelas ya menjelaskan apa itu motivasi motivasi

5.46

intrinsik jadi itu motivasi yang berada di dalam diri kita sendiri dan motivasi

5.52

ekstrinsik itu motivasi yang berada di luar contohnya motivasi intrinsik itu adalah ee keinginan dari dalam diri kita

5.59

sendiri contohnya kita mempunyai kemampuan Ibu pernah asesmen ya ke ad

6.05

juga pernah asesmen kecerdasan ya itu kecerdasan ada dalam diri kita atau dari

6.11

luar e diri kita diri kita ada kecerdasannya kemarin apa eh eh apa lupa

6.18

lagi lupa lagi kalau ibu lihat Kan Adel itu kalau gaya belajarnya k estetik ya kalau kecerdasannya ada kecerdasan

6.24

bahasa mungkin ad juga kan mengikuti grafiti i di sanaana itu ada adalah

6.30

motivasi-motivasi yang ada dalam diri kita sendiri ada juga motivasi ekstrinsik kalau motivasi ekstrinsik itu

6.37

adalah motivasi yang ada di luar diri kita contohnya yang tadi ada yang

6.43

Sebutkan keadaan rumah tangga ya keadaan orang tua Terus saya ada juga ee cara

6.51

mengajar mungkin cara mengajar guru yang menonton atau ceramah ada juga motivasi

6.56

dari teman ya motivasi dari teman dan dan yang paling berpengaruh itu adalah

7.01

motivasi l lingkungan lingkungan itu yang sangat berpengaruh mungkin itu ya pemaparan tentang motivasi sekilas Nah

7.09

di sini Ibu akan melakukan treatment melakukan konseling individu ke Adel

7.14

melalui pendekatan rasional emotive behavior therapy ya Nah Ibu itu

7.19

melakukan eh pendekatan dengan teknik self Adel tahu stok itu apa enggak Bu

7.26

tidak tahu pernah tidak Adel berbicara dengan diri Ad yang sendiri pernah Nah

7.31

itu itu yang dinamakan seltp jadi seltp itu artinya

7.36

berbicara pada diri sendiri ya jadi Adel pernah kan tadi berdialog dengan diri kita sendiri kok kenapa sih saya tuh

7.44

seperti ini gitu ya Nadis atau ngomong dalam hati ngegeremet gitu ya jadi di sini ada self itu ada dua ada self eh

7.52

positif dan ada selto negatif tah jadi Adel Adel itu harus mengubah jadi yang

8.00

pikiran irasional Adil yang tadi Wah teman-teman kita itu di kelas itu enggak enak enggak asik ada itu harus bisa

8.06

merubah Oh teman-teman kita itu Asik ya Te eh jadi sugesti kitanya sendiri Oh Eh

8.14

misalnya orang tua tadi Ad yang Sebutkan tidak eh apa membb tidak membimbing

8.19

tidak perhatian terhadap Adel sementara orang tua lain ketika misalnya ada ee

8.25

lomba ee apa diantar gitu orang tua yang lain mendampingi orang tua Adel tidak

8.31

tapi kan ada alasannya kenapa orang tua Adel seperti itu Eh mungkin Sibuk karena Iya karena kerja untuk siapa eh Adel

8.38

untuk Adel Nah jadi Adel harus bisa merubah pemikiran Adel yang irasional menjadi

8.44

eh rasional rasional Nah di sini ada tahapan-tahapan selftnya jadi di sini Ibu akan mendengarkan dulu tahap eh

8.52

tahap mendengarkan self talk jadi nanti Ibu sebagai konselor ada Sekali lagi

8.57

menyebutkan self talk self negatif adil ya yang selanjutnya adil Ibu nanti akan

9.03

kasih kertas ke Adil jadi Adel menuliskan sel negatif yang dialami adil

9.10

ya selanjutnya kita akan mengubah sel negatif menjadi nah self negatif menjadi

9.18

pos positif Terus yang selanjutnya akan ada tahap menetapkan eh

9.24

self positif kita harus komitmen terhadap ucapan ucapan kita nah nah di

9.29

sini Ibu punya kertas ya punya kertas berwarna jadi Adel nanti menuliskan selt

9.36

negatif dulu ya tapi Ibu akan mendengarkan sekali lagi shtop Eh apa

9.41

negatif negatif dari Adel silakan sebelum ditulis tadi apa yang pertama yang pertama teh kurang bimbingan dari

9.48

orang tua iya yang keduanya kedua teh teman-temannya Enggak asik teman-temannya enggak asik yang ketiganya yang ketiga teh Enggak bisa

9.54

ngebagi waktu karena mengikuti banyak ekstrakurikuler nah boleh ada ee tulis nama tulis kelas dan tulis S negatifnya

10.11

silakan Nah ada yang tulis hel e negatif yang tadi adil

10.20

ya Sel ya yang pertama

11.22

tidak bisa membagi waktu ya

11.53

nah oke Adel tadi sudah e menuliskan ya menuliskan sel negatif

11.59

Nah sekarang ada ubah sel negatif ini menjadi sel positif silakan di

12.08

bawah S

12.16

positif Nah kita yang pertama itu kurang bimbingan dari orang tua tua jadi ad itu

12.23

beranggapan Mama meninggak perhatian ke Adel nah Adel ubah ke selto positif

12.31

positif apa selto positifnya eh orang tua sangat memperhatikan saya

12.38

Iya orang tua sangat memperhatikan

12.54

Iya memperhatikan dan sayang ya kepada saya kalau misalnya orang tua yang tidak

13.00

sayang itu orang tua yang tidak bertanggung jawab tidak mungkin kan bekerja itu bekerja untuk siapa untuk

13.06

tidak untuk kita untuk Adel ya jadi orang tua sangat memperhatikan dan sayang kepada saya ya karena bekerja

13.14

juga untuk siapai kita untuk diri kita I duanya teman-teman saya tidak

13.20

asik saya berpikir teman-teman saya apa tidak asik Iya Jadi kalau self e

13.26

positifnya apa eh saya berpikir teman-teman Saya asyik dan sangat Iya

13.33

menyenangkan saya

13.42

berpikir teman-teman

13.48

Saya asyik dan menyenangkan

14.04

oke yang ketiganya tadi tidak bisa membagi waktu nah e s positifnya Seperti

14.10

apa saya bisa membagi waktu nah gitu saya jangan bilang tidak bisa saya bisa

14.17

membagi waktu

14.29

Oke jadi Adel sudah ya tadi ya E sudah menuliskan sel negatif dan sel positif

14.36

sekarang Ibu mau mendengarkan ad membacakan dengan keras ya

14.43

S positif nomor S du dan 3 silakan ad

14.48

sambil dipegang positif yang pertama orang tua saya sangat memperhatikan dan sayang

14.55

kepada saya yang kedua saya berpikir teman-teman saya sangat asik dan

15.00

menyenangkan yang ketiga saya bisa membagi waktu nah gitu ya mudah-mudahan

15.07

nanti Adel bisa komitmen ya ad agar menambah pemahaman Adel tentang self

15.12

Nanti ibu akan menayangkan video yang berjudul self jadi Adel nanti boleh

15.17

catat apa saja yang Adel Eh lihat apa yang Adel dengar di video yang

15.23

ditayangkan sudah siap ad siap Sudah siap

15.29

pernah enggak sih kamu berasa ingin bercerita tapi enggak tahu mau cerita sama siapa Nah kenapa kamu enggak self

15.35

Talk aja ada Manfaat yang bisa kamu dapat loh dengan melakukan self talk secara rutin ini dia

15.49

manfaatnya self talk ya self talk itu apa sih geng self talk adalah kegiatan

15.56

berdialog dengan diri sendiri menggunakan inner voicey atau suara di dalam hati yang dipengaruhi oleh pikiran

16.02

bawa sadar dengan mengungkapkan pikiran ataupun pertanyaan nah pemikiran ini biasanya

16.09

kamu ucapkan dalam hati atau disuarakan secara lantang sehingga menjadi sugesti bagi diri

16.14

sendiri karena efek dari self ini besar kamu harus hati-hati ya dalam merucap

16.20

karena self sendiri ada yang bersifat positif ada yang bersifat negatif negatif inialah bentuk

16.27

menjatuhkan diri sendiri yang pada akhirnya membuat kita jadi pesimis dan malah menurunkan kualitas kesehatan

16.33

mental Contohnya seperti ini Duh Aku udah nyoba tapi tetap gagal Wah Aku

16.39

payah banget sih sebaiknya kamu ubah kata-kata negatif itu menjadi self talk

16.44

yang positif seperti ini Aku udah nyoba tapi gagal Ya udah enggak apa-apa Aku

16.49

harus berusaha jadi lebih baik lagi semangat dan jangan ragu buat mengulangi kata-kata positif tadi karena itu ngaruh

16.56

banget Untuk menyakinkan diri kamu sendiri nah Tentu aja ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan melakukan

17.03

positif secara rutin yang pertamaal kamu bisa

17.09

merefleksikani Siapa sih yang akanilai kamu dengan sangat jujur kalau bukan diri kamu sendiri self bisa jadi salah

17.16

satu cara untuk refleksi diri lewat self kamu akan lebih gampang mencari tahu hal

17.22

apa di kamu yang mesti diperiki dan yangharusnya kamu perah

17.29

kamu akan dimudahkan saat mengambil keputusan bertanya pendapat teman saat

17.35

mengambil keputusan memang salah satu hal yang baik tapi salahsalah kamu Justru malah kebingungan dan batal

17.42

mengambil keputusan karena kamulah satu-satunya orang yang paling mengerti apa yang kamu mau Mulai sekarang kamu

17.49

bisa belajar ambil keputusan tanpa intervensi dari orang lain manfaat yang selanjutnya kamu bisa

17.57

jadi teman curhat bagi diri kamu sendiri kalian setuju engak sih Kalau mencari teman itu juga

18.03

cocok-cocokan apalagi untuk teman berbagi cerita dan kkesa kadang ada

18.08

topik yang memang sulit untuk diungkapkan meskipun kepada sahabat atau keluarga sendiri siapa lagi tem yang tersisa

18.16

tentu saja diri kamu sendiri dong yang keempat sugesti yang baik

18.21

dengan stress saat menghadapi sebuah masalah Pastinya kamu membutuhkan

18.27

dukungan baik secara maupun Sis dukungan paling dekat yang bisa kamu raih adalah

18.33

dukungan dari dalam diri kamu sendiri nah dengan begitu stres yang tadinya negatif dapat diubah menjadi stres atau

18.41

stres yang baik manfaat self yang terakhir adalah selfc selfcare sering

18.47

banget diidentikan dengan sesuatu yang mahal padahal kamu juga bisa melakukannya cukup self dengan

18.55

self berbicara dengan diri sendiri akan membantuu kamu lebih mengenal siapa kamu Sebenarnya apa yang kamu mau capai dan

19.03

apa yang membuat diri kamu bahagia Nah sekarang udah tahu kan apa itu self talk serta manfaat yang bisa

19.10

dihasilkan Mulai sekarang kamu bisa loh mempraktiikkkan self Talk untuk memelihara kesehatan

19.15

mental dan jangan lupa untuk toetat kasih komentar dan Oke Adel itu video

19.23

yang Ibu bisa tayamkan di sana tadi banyak sekali ilmu-ilmu tentang

19.29

ya Nah Ibu sekarang mau tanya kepada Adel Apakah Adel menemukan E apa pesan

19.35

yang didapatkan dari video tadi atau Adel setelah melihat video video tadi itu

19.42

Adel bisa mengutarakan atau menemukan apa saja

19.47

Eh tadi tentang itu ya tentang apa apa itu s itu

19.52

sendiri berdial dengan sendiri Nah tadi manfaat-manfaatnya apa saja

19.59

refleksikan diri yang kedua mempermudah saat mengambil keputusan yang ketiga

20.06

menjadi teman curhat yang keempat sugesti yang baik nah yang tadi ada

20.12

sugesti yang baik itu apa jika jika saya terus berkata positif maka saya bisa

20.17

mengurangi pikiran irasional saya nah Sekali lagi jika saya berkata positif

20.24

maka saya bisa mengurangi pikiran irasional sayaul sekali adil ya dengan ee berkata positif jadi kita bisa

20.32

memberikan sugesti yang positif juga terhadap diri kita sendiri sugesti itu

20.39

apa jadi sugesti itu meyakinkan diri diri sendiri jadi Ee kita itu bisa ee

20.45

apa ya menularkan energi sugesti kita kepada diri kita sendiri paham Adel

20.51

paham Bu Iya Nah di sini Ibu harapkan e penyampaian Ibu dari awal sampai akhir

20.57

di konseling idu yang tadi tentang motivasi belajar yang apa yang rendah

21.03

mudah-mudahan Adel bisa e meningkatkan lagi motivasi belajarnya sehingga Adel

21.08

yang pertama itu bisa nilainya seperti eh sediakala seperti Adel Pas kelas 7

21.15

malahan harus semakin men meningkat ya tadi ee mudah-mudahan video yang

21.22

disampaikan atau teknik-teknik self talk yang Ibu sampaikan mudah-mudahan bisa mengembangkan self Talk eh diri Adel ya

21.30

jadi selalu berpikiran positif berpikiran yang positif

21.35

positif Karena Adel sudah bisa mengembangkan self e positif ya sekarang

21.41

Ibu mau tahu rencana ke depannya Adel setelah tadi ibu jelaskan ya Ibu sudah

21.47

mengetahui permasalahan Adel Terus ibu juga sudah memberikan sedikit solusi ya yang tadi dalam permasalahan Adel

21.54

sekarang ibu pengin tahu rencana ke depan Adel setelah ee mengikuti kegiatan

22.01

konsel ini saya ingin terus berkata positif biar bisa meningkatkan motivasi

22.08

belajar saya oke Adel ibu senang sekali ya atas pernyataan Adel yang e jadi adil

22.15

Sudah berani menyampaikan Saya ingin terus berkata positif biar bisa meningkatkan motivasi belajar saya jadi

22.24

setidaknya Adel sudah mau berusaha yang asalnya motivasi Adel sekarang belajarnya lagi menurun sekarang

22.30

motivasi belajar Adel meningkat lagi seperti waktu kelas kelas 7 Nah Bagus

22.35

sekali Adel ya E Selanjutnya Ibu ingin mengevaluasi jadi ibu ingin

22.41

merefleksikan kegiatan-kegiatan tadi dari tahap awal tahap inti dan tahap

22.46

akhir ya Jadi ibu ingin mengevaluasi sejauh mana pemahaman Adel tentang

22.52

konseling individual tentang tadi apa self talk nanti Adel bisa isi kuestioner

22.59

ini siap Adel Siap Bu sini Adel ada lembar kuesioner motivasi belajar jadi

23.05

Adel nanti isi identitas respondennya nama kelas nomor absen sekolah hari

23.12

tanggal hari ini ya terus petunjuknya disajikan bisa motivasi belajar nanti ada beberapa pertanyaan kalau S

23.18

alternatif jawabannya SS itu sangat setuju S setuju HS kurang setuju TS

23.24

tidak setuju dan STS sangat tidak setuju jadi ini ada 10 pertanyaan yang harus ada yang jawab

23.31

yang pertama itu tadi saya optimis akan prestasi belajar yang akan saya dapatkan

23.36

memperoleh nilai yang baik yang keduanya apa saya mampu menerima segala hal

23.42

terkait hasil belajar yang saya dapatkan Oke nanti ada pilih ya Terus eh yang

23.48

ketiga saya mampu mengembangkan pikiran S pikiran positif untuk menyelesaikan

23.55

segala masalah belajar saya i yang keempat Saya memiliki kemauan yang kuat

24.02

untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajar saya oke yang k saya percaya

24.09

dengan menggunakan posi saya akan m menghadapi segala masalah positif belajar saya

24.16

dengan ba Saya yakin orang tua akan mendukung saya dengan segala

24.27

macamaj ala belajar denganik untuk memperoleh nilai yang baik oke Del bila

24.35

menghadapi kesulitan dalam belajar Saya akan berusaha menemukan solusi pemahan

24.40

masalahnya dengan menerapkan positif saya percaya bahwa saya bukan

24.47

orang bodoh saya pasti mampu berprestasi sesuai dengan apa yang diharapkan Oke

24.53

terakh meskipun saya tahahwaegalan itu pasti ada saya akan

25.00

tetap berjuang melakukan hal terbaik untuk mencapai hasil belajar yang baik

25.05

Oke jadi ada yang sudah paham ya nanti adil isi dengan alternatif jawabannya

25.10

silakan sekarang isi identitas responden

25.18

dulu bisa

25.26

Oke kelas

25.33

i ya

25.39

sat

25.50

okey hari sekarang tanggal 10 hari apa sekarang hari eh hari Kamis hari Kamis

25.57

10 Oktober

26.06

Iya Nah di sini ada yang isi ya yang tadi pakai daftar cepis

26.17

Oke sini ya aja ya

26.31

Kalau setuju sangat setuju

26.45

boleh bisa deh ke bawahnya

26.52

oke h sini Ibu bantu ya

26.58

nah ini dicopy pase saja ni ini kalau setuju ini setuju

27.20

tidak lagi ya kontrol saja iya di bawahnya di bawahnya nomor

27.26

lima jawabannya apa dia sangat setuju okey conttrl V

27.34

okey so ini setuju sang setuju ctrl V

27.40

Yes lanjut ctrl V nah ke bawahnya Ca ke

27.51

bawahin nah tujuh

28.01

[Musik]

28.10

oke oke Adel tadi Adel Terima kasih sudah mengisi instrumennya Eh tadi hasil

28.16

instrumen Adel sudah baik rata-rata nilainya tadi dari nilai maksimalnya 40

28.22

tadi Adel nilainya hampir 32 jadi di sini kesimpulannya Adel sudah bisa bisa

28.28

ee merubah pemikiran irasional Adel ya kan Iya Sebelum kita akhiri Ibu ingin

28.35

menanyakan perasaan Adel apa yang Adel rasakan ketika melaksanakan konseling individual ini ya silakan saya sudah

28.43

merasa lega dan semangat lagi untuk belajar Iya jadi ada yang sudah lega sekarang jadi tidak ada

28.49

pemikiran-pemikiran yang negatif lagi ya tadi Eh tentang masalah-masalah Adel Nah

28.55

selanjutnya kita akan ee eh apa eh kesimpulan kesimpulan dari layanan

29.01

konseling Ini jadi yang pertama itu Adel sudah bisa merubah pemikiran irasional

29.06

Adel sedikit demi sedikit menjadi lebih rasional jadi yang keduanya Adel harus

29.12

berlatih secara terus-menerus ya jadi mengembangkan self positif Ya benar itu

29.18

ad ya Iya Jadi untuk kedapannya kita akan merencanakan eh pertemuan kita

29.23

seperti ini lagi ya agar mengetahui sejauh mana perubahan ada perubahan yang Adel lakukan ya apa Adel

29.31

kira-kira bisa bertemu dengan ibu lagi bisa bu iya oke siap e tapi ada yang

29.37

tidak ada paksaan kan tidak Oke Alhamdulillah berhubung konseling individual kita sudah e selesai ya

29.45

Sekarang kita akan tutup eh dengan tadi diawali dengan doa kita tutup juga dengan doa sekarang tadi yang duluan

29.52

yang doa Siapa ibu ibu sekarang Adel silakan eh berdoa dalam hati

30.01

Berdoa selesai Iya terima kasih Adel ya iya salam untuk keluarga di rumah

30.06

mudah-mudahan Adel bisa lebih mengembangkan ee tadi self talk tadi dan semangat untuk e belajar ya terima kasih

 

surat konseling

Dikirim 0leh Arjo moemedo 0 komentaran

SURAT KESEPAKATAN KONSELING INDIVIDU

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Siswa
Nama                : __________________________
Kelas                  : _________________________
No. HP               : ________________________

2. Guru Konselor
Nama                : __________________________
NIP/NIK             : _______________________
Jabatan             : Guru Bimbingan dan Konseling

 

 

Pasal 1

Ruang Lingkup
Murid dengan ini menyatakan bersedia mengikuti proses konseling individu mulai sesi pertama hingga sesi terakhir sesuai jadwal yang telah disepakati bersama, secara sukarela dan tanpa paksaan

Pasal 2

Tujuan

  1. Membantu Murid mengatasi masalah pribadi yang dihadapi.
  2. Memberikan dukungan emosional serta strategi penyelesaian masalah.

 

Pasal 3

 

Hak & Kewajiban
a. Murid:

  • Berpartisipasi secara aktif dan jujur dalam proses konseling.
  • Mematuhi waktu dan tempat yang telah disepakati.
  • Memberikan informasi sebenar-benarnya.

b. Konselor:

  • Menyediakan waktu dan ruang aman untuk konseling.
  • Menjaga kerahasiaan semua informasi.
  • Memberikan dukungan dan pendampingan secara profesional.

 

 

Pasal 4

Jadwal & Tempat
Hari/Tanggal       : __________________________
Waktu                  : __________________________
Tempat                : __________________________

(Disesuaikan dengan kondisi dan kesepakatan)

Pasal 5

Kerahasiaan
Semua informasi, pernyataan, dan dokumentasi yang disampaikan siswa selama proses konseling bersifat rahasia dan hanya boleh dibuka dengan persetujuan siswa.

Pasal 6

Perubahan Kesepakatan
Segala perubahan jadwal atau isi kesepakatan akan disetujui secara tertulis oleh kedua belah pihak.

Pasal 7

Penutup
Demikian surat kesepakatan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan digunakan sejak tanggal ditandatangani.

 

 

_______________, ____________
(Tempat, Tanggal)

Siswa,
Materai Rp10.000,

 

(Nama & Tanda Tangan)

Guru Konselor,


(Nama & Tanda Tangan)

0.00

[



Dikirim 0leh Arjo moemedo Wednesday, September 3, 2014 0 komentaran

admine moemed ndase

klik disini soal soal cpns 2013

Dikirim 0leh Arjo moemedo Sunday, September 8, 2013 0 komentaran
Dikirim 0leh Arjo moemedo 0 komentaran

.............................................................................................................................................................................





...............................................................................................................................................................................................







....................................................................................................................................................................


.........................................................................................................................................................................

http://www.cpnsonline.com/arjo

Dikirim 0leh Arjo moemedo Monday, July 29, 2013 0 komentaran
Dikirim 0leh Arjo moemedo Tuesday, June 18, 2013 0 komentaran

Mencari Alternatif Pola Organisasi BK di Sekolah

Secara teoritis, kita akan menjumpai sejumlah pola organisasi Bimbingan dan Konseling (BK) yang bisa diterapkan di sekolah. Fajar Santoadi (2010) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif”, mengemukakan 4 (empat) pola dasar organisasi BK di sekolah, yaitu:
  1. Pola Generalis. Tanggung jawab pelayanan BK menyebar di semua pendidik  dan tenaga kependidikan di sekolah (wali kelas, guru mata pelajaran, staf) dan seorang guru BK profesional yang bertindak sebagai Koordinator BK.
  2. Pola Spesialis. Pelayanan BK ditangani oleh tenaga ahli, sehingga dalam struktur organisasi BK terdapat unit-unit pelayanan khusus, misalnya Unit Testing, Unit Konseling,  Unit Bimbingan Karier, dsb.
  3. Pola Kurikuler. Pelayanan BK menggunakan pendekatan “seperti layaknya mata pelajaran” dengan pelaksana utamanya Konselor, dan tidak diperlukan koordinator BK.
  4. Pola–Pola Relasi Manusia. Bimbingan dan Konseling bekerja dengan menciptakan relasi antarmanusia dalam bentuk kelompok-kelompok perkembangan. Konselor dan Guru Mata Pelajaran bertindak sebagai promotor dan pendamping kelompok-kelompok bimbingan.
Sementara itu, Roeber (1955) mengetengahkan pola organisasi BK dilihat dari ukuran jumlah siswa dan sumber daya yang tersedia di sekolah,  mencakup: sekolah kategori kecil, sedang, dan besar, dengan menggunakan pola organisasi BK tersendiri.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, Depdiknas (2008) menawarkan pola organisasi yang menjadi rujukan sekaligus standar pola organisasi BK di sekolah-sekolah. Pola organisasi yang ditawarkan Depdiknas ini seperti tampak dalam gambar berikut ini:
Pola Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Gambar 1. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling
Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa pola organisasi BK melibatkan seluruh personil sekolah, dan  pihak luar yang mungkin bisa dilibatkan dalam pelayanan BK. Pola ini mengasumsikan bahwa di sekolah telah tersedia guru BK (satu atau lebih) yang secara khusus menangani pelayanan BK.
Selain itu, Depdiknas (2009) juga telah memberikan rambu-rambu beban kerja Guru BK, bahwa seorang Guru BK mengampu paling sedikit 150 (seratus lima puluh) dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) siswa per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk layanan tatap muka terjadwal di kelas untuk layanan klasikal dan/atau di luar kelas untuk layanan perorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan yang memerlukan.
Dalam praktiknya muncul permasalahan bahwa tidak semua sekolah memiliki guru BK dalam jumlah yang memadai, bahkan masih banyak sekolah yang sama sekali belum memiliki guru BK. (Lihat tulisan ini: Sekolah Kekurangan 92.572 Guru Konseling). Banyak sekolah yang mencoba menggunakan pola organisasi BK seperti yang dianjurkan Depdiknas, tetapi tampaknya cenderung hanya basa-basi alias sekedar formalitas saja, sehingga kurang memberikan dampak terhadap efektivitas pelayanan BK itu sendiri.
Oleh karena itu, mengambil momentum perubahan Kurikulum 2013, saya berharap kiranya pemerintah (Kemendikbud) dapat menyediakan Panduan tentang Pelayanan BK di sekolah, selain menyediakan pola organisasi dan administrasi BK yang standar secara nasional, juga di dalamnya dapat menyediakan pola alternatif yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya yang tersedia di sekolah masing-masing.
Alternatif yang dimaksud adalah:
  1. Menyediakan pilihan pola organisasi BK beserta  administrasi/ manajemennya bagi sekolah yang sama sekali tidak memilki guru BK.
  2. Menyediakan pilihan pola organisasi BK beserta administrasinya/ manajemennya bagi sekolah  yang memilki guru BK, tetapi jumlahnya tidak memadai.
Dengan adanya panduan yang menyediakan alternatif ini, bagi sekolah-sekolah yang belum memiliki sumber daya yang mencukupi, bisa menentukan pola organisasi dan administrasi layanan BK yang sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang ada, sehingga pelayanan BK dapat diimplementasikan secara benar (tidak asal tunjuk orang dan tidak dilakukan secara serampangan) serta dapat dievaluasi secara berkeadilan (khususnya dikaitkan dengan Akreditasi Sekolah dan Penilaian Kinerja Guru BK).
Bersamaan dengan upaya perbaikan mutu layanan BK di sekolah (khususnya berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia BK dan sumber daya lainnya), selanjutnya secara bertahap sekolah terus didorong untuk mampu mengembangkan pola organisasi dan administrasi BK yang ideal atau standar.
Prinsip dasar yang bisa dipegang bersama bahwa pelayanan BK adalah bagian yang tak terpisahkan dari layanan pendidikan di sekolah. Ada atau tidak ada, cukup atau tidak cukup ketersediaan Guru BK di sekolah, siswa tetap membutuhkan pelayanan bimbingan dan konseling yang tepat untuk kepentingan perkembangan dirinya.

Dikirim 0leh Arjo moemedo Friday, June 7, 2013 0 komentaran


Dikirim 0leh Arjo moemedo Monday, June 3, 2013 0 komentaran


BIMBINGAN KARIR Bab I

Dikirim 0leh Arjo moemedo Tuesday, May 14, 2013 0 komentaran


BIMBINGAN KARIR
Bab I
Pendahuluan
A. Sejarah Lahirnya Bimbingan dan Konseling Karir
Konsep bimbingan jabatan lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900), diantaranya : keadaan ekonomi; keadaan sosial, seperti urbanisasi; kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987).
Isitilah vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
Namun sejak tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan dari model okupasional (occupational) ke model karier (career). Kedua model ini memliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karier, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
B. Definisi Bimbingan dan Konseling Karier
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada empat bidang pelayanan yang harus diberikan kepada siswa yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
Donald D. Super (1975) mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting, pertama proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu yang penting dalam bimbingan karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja. Tolbert, (1975:27) memaparkan bahwa “Career guidance … encompasses all of the service that aim at helping pupils make occupational and educational plans and decisions “. Pengertian Tolbert ini mengandung makna bahwa bimbingan karir merupakan salah satu bentuk layanan dalam membantu siswa merencanakan karirnya.
Berdasarkan uraian terdahulu maka dapat dikatakan bahwa bimibingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua. Peters dan Shetzer (1974:267) mengemukakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dengan cara yang sistematis dan terlibat dalam perkembangan karir. Guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Moh. Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menentukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya secara optimal.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, secara essensial bimbingan karir merupakan salah satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan.
Masa depan harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu adalah “di sini dan sekarang”. Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal yang diperoleh siswa di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.
Pacinski dan Hirsh (1971:8) menegaskan bahwa sekolah-sekolah mendapat kesempatan yang berharga melaui proses pendidikan untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja. Salah satu bentuk layanan yang diberikan sekolah dalam upaya mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja adalah bimbingan karir di samping kegiatan kurikuler. Melalui bimbingan karir siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang dirinya, pengenalan terhadap berbagai jenis sumber-sumber kehidupan serta penghargaan yang objektif dan sehat terhadap karir.
Untuk mengantar siswa ke gerbang masa depan (pendidikan dan pekerjaan) yang diharapkan, program bimbingan karir yang dicanangkan di sekolah merupakan wadah yang tepat untuk itu.
1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
2. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak dikembangkan pada khususnya.
3. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA.
5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
6. Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004)
C. Pentingnya Informasi Karir dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Karier
Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Kegiatan masa sekarang akan mewarnai masa depan seseorang. Agar siswa SMA dapat menyiapkan masa depannya dengan baik, siswa harus dibekali dengan sejumlah informasi karir yang akan dipilihnya. Informasi yang cukup dan tepat tentang seseorang individu, merupakan aset bagi individu yang bersangkutan untuk memahami faktor-faktor yang ada pada dirinya, faktor kekuatan maupun faktor kelemahan-kelemahannya. Menurut John Hayes dan Barrie Hopson (1981:37) informasi karir adalah informasi yang mendukung perkembangan bidang pekerjaan, dan berdasarkan informasi itu memungkinkan seseorang mengadakan pengujian akan kesesuaian dengan konsep dirinya. Lebih lanjut dikatakan informasi karir tidak hanya sekedar merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentransformasikan informasi itu dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup masa depan.
Dewa Ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan pada dasarnya informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir dan bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut:
1. Potensi pekerjaan termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia, dan besarnya kelompok-kelompok industri.
2. Struktur kerja dan besarnya kelompok-kelompok kerja
3. Ruang lingkup dunia kerja meliputi; pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum yang membaik dan perubahan teknologi.
4. Perundang-undangan peraturan atau perjanjian kerja.
5. Sumber-sumber informasi dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.
6. Klasifikasi pekerjaan dan informasi pekerjaan.
7. Pentingnya dan kritisnya pekerjaan.
8. Tugas-tugas nyata dari pekerjaan dan hakekat dari pekerjaan.
9. Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja dalam bermacam-macam pekerjaan.
10. Pemenuhan kebutuhan untuk bermacam-macam pekerjaan.
11. Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja
12. Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan dari bermacam-macam pekerjaan
13. Kondisi-kondisi kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan
14. Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan
15. Ciri-ciri khas tempat kerja
D. Tujuan Bimbingan dan Konseling Karier
Bimbingan dan konseling karier yang dilaksanakan di sekolah memiliki beberapa tujuan umum, yaitu:
1. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
3. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
4. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
8. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
9. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling karir di SMA ialah :
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :
 Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya.
 Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya.
 Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut.
 Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
 Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
 Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
 Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.

E. Praktikum Bimbingan dan Konseling Karier
Dengan menilik pentingnya bimbingan dan konseling karier di sekolah, maka penulis pun mendapat mata kuliah bimbingan dan konseling karier beserta praktikumnya. Dalam mata kuliah bimbingan dan konseling karier, penulis diajarkan berbagai hal tentang bimbingan dan konseling karier, dan pendalaman tentang bimbingan dan konseling karier itu sendiri. Setelah itu penulis mendapatkan mata kuliah praktikum bimbingan dan konseling karier, pada mata kuliah ini diajarkan cara membuat perencanaan program kerja yang terdiri dari program kerja tahunan, program kerja semesteran, program kerja bulanan dan program kerja mingguan. Dan juga membuat silabus yang dibuat berdasarkan program kerja yang telah dibuat dan yang terakhir adalah membuat satuan layanan Bimbingan dan Konseling yang diambil dari silabus.
Program kerja yang penulis pelajari dan penulis buat pada praktikum ini ada empat, yaitu program kerja tahunan, program kerja semesteran, program kerja bulanan, serta program kerja mingguan. Setelah penulis membuat program kerja, kemudian penulis membuat silabus yang bersumber dari program kerja yang telah penulis buat, setelah itu penulis membuat satlan yang bersumber dari silabus yang telah penulis buat dan rencanakan juga, yang dimana satlan tersebut menjadi rencana dan acuan penulis dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling karier kepada para siswa.
Dalam praktikum ini, penulis terbagi menjadi tiga kelompok besar, yang di dalamnya terdapat empat kelompok kecil yang masing-masing membuat program kerja, silabus dan satuan layanan berdasarkan tingkat sekolah yang penulis dapatkan. Tingkatan sekolah tersebut antara lain, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir (SLTA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada pembagian tersebut, penulis mendapatkan bagian Sekolah Menengah Atas (SMK). Setelah tugas tersebut selesai maka tugas yang selanjutnya adalah mempraktekan secara langsung program kerja yang telah dibuat dengan cara menyimulasikan di depan kelas dengan seolah-olah berperan sebagai guru BK yang sedang mengajar dikelas dan anggota kelompok berperan sebagai siswa.


Bab II
Peyusunan Rencana Layanan BK Karier
A. Program kerja
Program kerja bimbingan dan konseling merupakan rencana kerja yang disusun sebagai acuan dalam pemberian materi atau layanan kepada para siswa atau konseli, yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan, yang bertujuan untuk tercapainya perkembangan siswa secara efektif dan optimal. Dengan adanya program kerja ini, guru bimbingan dan koseling atau konselor sekolah, dapat dengan mudah memberikan layanannya kepada para siswa sesuai kebutuhan para siswa.
Dalam penyusunan program kerja (Proker) ini, penulis membaginya menjadi empat bagian, yaitu program kerja tahunan (Prota), program kerja semesteran (Promes), program kerja bulanan, program kerja mingguan. Dalam penyusunan program kerja ini penulis berpedoman pada contoh program kerja SMA N 5 Surakarta, karena memang sebelumnya belum memiliki pengalaman membuat program kerja, penulis berusaha sebaik mungkin berusaha memilah dan memilih standar kompetensi yang cocok dengan bidang bimbingan karir.
1. Program kerja tahunan (Prota)
Program kerja tahunan merupakan rencana kerja yang disusun untuk satu tahun pelajaran dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling. Program kerja tahunan ini, penulis sesuaikan dengan pola 17+ yang ada dalam panduan layanan bimbingan dan konseling, tetapi penulis hanya mengambil beberapa layanan yang sesuai untuk dapat diterapkan di sekolah, yaitu al: Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan/Penyaluran, Layanan Penguasaan Konten, Layanan Konseling Perorangan, Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Konseling Kelompok, Layanan konsultasi, Layanan mediasi, Aplikasi instrumentasi, Himpunan data, Konferensi kasus, Kunjungan Rumah, Tampilan kepustakaan, Alih Tangan Kasus.
Dalam penyusunan program kerja tahunan ini penulis khususkan untuk layanan bimbingan dan konseling karier saja, karena mata kuliah ini adalah praktikum bimbingan dan konseling karier. Dikarenakan penulis memperolaeh bagian SMA, maka program kerja ini penulis sesuaikan dengan kebutuhan dan program studi siswa yang telah dibuat sebelumnya. Di SMA mengenalkan program –program study di SMA ini,
2. Program kerja semesteran (Promes)
Program kerja semesteran merupakan rencana kerja yang disusun untuk pelayanan bimbingan dan konseling dalam jangka waktu satu semester. Program kerja ini bersumber dari program kerja tahunan yang telah disusun sebelumnya. Dalam penyusunan program kerja semesteran ini, masih bersifat gambaran secara umum mengenai bimbingan karier yang akan di berikan kepada siswa selama satu semester, tetapi lebih khusus dibandingkan dengan program kerja tahunan yang telah disusun.
Program kerja ini pun disesuaikan dengan pola 17+ dan sesuai pula dengan kebutuhan para siswa. Beberapa layanan yang terdapat dalam program kerja semesteran ini al: Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan/Penyaluran, Layanan Penguasaan Konten, Layanan Konseling Perorangan, Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Konseling Kelompok, Layanan konsultasi, Layanan mediasi, Aplikasi instrumentasi, Himpunan data, Konferensi kasus, Kunjungan Rumah, Tampilan kepustakaan, Alih Tangan Kasus.
3. Program kerja bulanan
Program kerja bulanan merupakan rencana kerja yang disusun setiap bulannya dalam satu tahun untuk pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam penyusunann program kerja bulanan ini bersumber dari program kerja semesteran yang disusun sebelumnya. Dari program semesteran tersebut, dibagi menjadi enam bulan layanan, yang setiap bulannya memiliki tema yang berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhan serta program kegiatan belajar mengajar siswa.
Ada beberapa bulan yang temanya tersebut salig berkaitan. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami tentang pokok bahasan yang disampaikan oleh guru BK atau konselor sekolah. Penyusunan program kerja bulanan ini pun tetap berdasarkan pada beberapa pola 17+, yaitu Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan/Penyaluran, Layanan Penguasaan Konten, Layanan Konseling Perorangan, Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Konseling Kelompok, Layanan konsultasi, Layanan mediasi, Aplikasi instrumentasi, Himpunan data, Konferensi kasus, Kunjungan Rumah, Tampilan kepustakaan, Alih Tangan Kasus.
4. Program kerja mingguan
Program kerja mingguan merupakan rencana kerja yang disusun setiap minggunya dalam satu bulan untuk pelayanan bimbingan dan konseling. Penyusunan program kerja mingguan ini bersumber dari program kerja bulanan yang telah disusun sebelumnya. Dari satu tema dalam setiap bulan, dibagi menjadi empat sub tema yang saling berkaitan dalam setiap minggunya. Keempat sub tema ini dapat di tempatkan dalam berbagai layanan yang ada di pola 17+. Dalam satu minggunya dapat dicantumkan lebih dari satu layanan yang ada di pola 17+, tetapi antar satu layanan dengan layanan yang lain saling melengkapi dan relevan, bukan tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya. Hal ini bertujuan agar guru BK dapat mengarahkan siswa secara tepat dan benar dalam pencapaian perkembangannya dan pemenuhan kebutuhannya.



B. Silabus
1. Pengertian
Silabus adalah rencana pemberian layanan dalam satu kelompok tema tertentu yang mencakup standart kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, materi pokok, sumber atau alat atau bahan, alokasi waktu, dan penilaian.
2. Prinsip Pengembangan Silabus
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dalam kajian silabus harus benardan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan konsisten (Tata asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, pengalaman belajar, materi pokok, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, pengalaman belajar, materi pokok dan penilaian harus memperhatikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan konteksnya.


g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi di lembaga dan tuntutan masyarakat
h. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)
3. Langkah Penyusunan Silabus
a. Identifikasi, yaitu identitas suatu jurusan kelas dari semester.
b. Perumusan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
1) Merumuskan SK setiap mata pelajaran berdasarkan tujuan akhir mata pelajaran tersebut.
2) Merinci atau melakukan penggalan-penggalan SK menjadi KD untuk memudahkan pencapaian dan pengukuran.
3) Dapat menambahkan KD bilamana perlu dan masih dianggap relevan.
c. Menentukan materi pokok dan SUB materi pokok
Materi pokok dan sub materi pokok adalah materi layanan yang dibutuhkan peserta didik untuk mencapai KD yang telah ditentukan dengan mendasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Prinsip Relevansi
Artinya ada kesesuaian antara materi pokok dan uraian materi pokok dengan KD yang ingin dicapai
2) Prinsip konsentensi
Adanya keajegan antara materi pokok dan urutan materi pokok dengan KD dan SK
3) Prinsip edukasi
Artinya ada kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai KD.
Dalam penyusunan silabus ini, penulis mengacu pada penyusunan program kerja yang sudah penulis susun di atas. Penyusunan silabus penulis sesuaikan dengan tugas perkembangan siswa SMA. Setiap aspek tugas perkembangan penulis bagi ke dalam beberapa kompetensi dasar yang nantinya akan mempunyai beberapa indikator keberhasilan bagi para siswa atau peserta didik. Setelah itu, penulis menentukan metode penyampaian layanan yang akan penulis laksanakan al: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dll. Kemudian penulis menentukan materi yang akan penulis sampaikan kepada siswa sesuai dengan tema pada program kerja yang telah disusun serta alokasi waktu yang penulis perlukan dalam penyampaian layanan tersebut. Disamping itu penulis juga menentukan penilaian terhadap layanan yang telah penulis sampaikan terhadap siswa yang menerima layanan tersebut. Penilaian tersebut bervariasi, seperti : penilaian segera, jangka pendek dan jangka panjang. Setelah semuanya terselesaikan, penulis menjadikannya acuan dalam pembuatan sebuah satuan layanan yang akan penulis sampaikan kepada siswa setiap harinya.
Seperti halnya dalam penyusunan program kerja di atas, penyusunan silabus yang penulis susun pun mendapatkan kritik dan saran dari asisten dosen. Sehingga penulis pun harus merevisi silabus yang penulis sudah susun sehingga menjadi sebuah silabus yang cukup baik untuk diterapkan dalam pelaksanaan di sekolah
C. Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
Setelah keseluruhan program kerja dan silabus terselesaikan, maka langkah selanjutnya adalah membuat satuan layanan (Satlan). Satlan merupakan satuan layanan yang harus dibuat setiap akan memberikan layanan kepada siswa. Satlan ini dibuat berdasarkan silabus yang telah dibuat. Satlan ini merupakan program yang dibuat secara spesifik dan merupakan pedoman dalam memberikan materi layanan.
Dalam pembuatan satlan ini, penulis satu kelompok kecil membagi tugas untuk membuat satuan layanan layanan informasi, bimbingan kelompok dan layanan penempatan dan penyaluran. Dalam pembagian ini, penulis mendapatkan layanan penempatan dan penyaluran, oleh karena itu penulis mengambil judul layanan yaitu tentang penyaluran dunia industry. Dalam penyusunannya penulis tidak terlalu mengalami banyak kesulitan, karena penulis telah dibiasakan untuk membuat satlan setiap akan membuat simulasi layanan bimbingan dan konseling. Tetapi meskipun demikian, penulis tetap mendapat saran dan kritik yang membangun dari para asisten dosen. Mengingat siswa kelas X SMA harus sudah mempunyai gambaran dan pilihan untuk mengambil jurusan bidang study di IPA atau IPA, maka penulis mengambil sasaran siswa SMA kelas X yang berada dalam tahap untuk mempersiapkan karir kedepanya nanati.
Dalam satuan layanan ini penulis menentukan beberapa tujuan layanan, adalah: Siswa mampu memahami program-program penjurusan di SMA, siswa mampu menyebutkan program-program penjurusan di SMA serta siswa mampu memilih jurusan yang sesuai minat dan bakatnya
Strategi yang penulis terapkan dalam layanan penyaluran dan penempatan ini adalah ceramah dan tanya jawab. Materi yang akan penulis sampaikan dalam layanan ini adalah : Pengertian program jutusan di SMA, Karakteristik anak IPA dan IPS, Kelebihan dan kekurangan siswa IPA dan IPS, Referensi memilih jurusan
.
Dalam penyampaian layanan bimbingan konseling karier ini, ada beberapa tahapan yang telah dilaksanakan, yaitu:
1. Pendahuluan
a. Salam pembuka
b. Memberi good raport kepada siswa
c. Absen kehadiran siswa, pengecekan keadaan siswa maupun keadaan fisik kelas
d. Apresepsi : apakah siswa sudah memahami tentang macam-macam jurusan yang ada di SMA
2. Inti
a. Guru Mengenalkan program jurusan di SMA
b. Guru menjelaskan tentang program jurusan di SMA
c. Guru memaparkan karakteristik IPA dan IPS
d. Tanya jawab / diskusi mengenai materi yang dijelaskan

3. Penutup
a. Guru bersama dengan siswa menyimpulkam materi yang telah disampaikan
b. Guru memberikan saran-saran pemilihan jurusan sesuai minat dan bakatnya
c. Guru menutup pertemuan / salam penutup
Disamping hal-hal tersebut, penulis mencantumkan beberapa komponen lain adalah , pihak-pihak tekait dalam layanan ini. Pihak terkait dalam layanan ini merupakan wali kelas dan pembimbing ekstrakulikuler. Karena pada prakteknya, seorang konselor atau Guru BK tidak mungkin mengawasi seluruh siswa yang mengikuti ekstra kulikuler. Oleh karena itu, guru BK perlu bekerjasama dengan wali kelas dan guru pembing ekstrakulikuler untuk melatih siswanya sesuai minat dan bakat siswanya. Untuk memperlancar penyampaian materi layanan, penulis pun menggunakan LCD, Laptop, dan Power Point untuk menarik perhatian siswa. Semua hal tersebutpun perlu di nilai keberhasilannya pada siswa, oleh karena itu penulis membuat tiga jangka penilaian terhadapa perubahan siswa, yaitu penilaian segera, jangka pendek dan jangka panjang. Penilaian Segera yang merupakan Pemahaman materi layanan siswa, Penilaian jangka pendek dengan mengamati siswa selama mengikuti kegiatan layanan dan partisipasi siswa dalam memberikan tanggapan melalui angket terbuka dan Penilaian jangka panjang yaitu dengan bekerjasama dengan wali kelas untuk mengetahui perkembangan siswa setelah mengikuti layanan
Untuk mengantisaipasi adanya permasalahan dan ketidak jelasan siswa, maka penulis mengaitkan layanan ini pada layanan konseling individual.


Bab III
Pelaksanaan Layanan BK Karier
A. Pemberian Layanan
Dalam pemberian layanan, penulis diharuskan membuat satlan terlebih dahulu yang di ambil dari silabus yang telah disusun sebelumnya. Dalam pembuatan satlan, penulis satu kelompok mendapatkan bagian SMA, dan dibagi menjadi beberapa satlan, yaitu satlan informasi, bimbingan kelompok, dan penempatan penyaluran. Dalam pemberian layanan penulis menentukan sasaran khusus bagi layanan yang akan penulis berikan, yaitu siswa SMA kelas X untuk pemilihan jurusan IPA atau IPS sesuai dengan minat dan bakatnya. Dalam penyampaian layanan bimbingan dan konseling karier ini penulis mendapatkan bagian layanan informasi. Dan dalam penyampaiannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Pembukaan
Sebelum layanan informasi dimulai, penulis mengkondisikan teman-teman untuk mengkondisikan teman-teman memposisikan dirinya menjadi siswa SMA kelas X. Setelah semuanya dapat terkondisikan dengan baik, penulis baru memulai simulasi penyampaian layanan penempatan dan penyaluran tersebut.
a. Salam pembuka dan good rapport
Salam pembuka dan good rapport berfungsi untuk mengkondisikan siswa serta menarik konsentrasi siswa terhadapa Guru BK. Dalam good rapport ini penulis menanyakan kabar mereka, mata pelajaran apa yang telah mereka lalui sebelum penulis, dan membicarakan hal-hal yang ringan. Hal ini bertujuan untuk membangun hubungan baik dengan para siswa.
b. Absen kehadiran siswa, pengecekan keadaan siswa maupun keadaan fisik kelas
Sebelum memulai penyampaian materi, penulis melakukan presensi terlebih dahulu untuk mengetahui siapa saja yang tidak masuk dan apa alasannya. Hal tersebut secara tidak langsung mengontrol keadaan siswa dan kelas secara keseluruhan.
c. Apresepsi
Setelah mengecek kondisi siswa beserta kelas, penulis melakukan apresepsi kepada siswa tentang materi yang sebelumnya telah di sampaikan dan yang akan penulis sampaikan. Hal ini penulis lakukan untuk menyegarkan kembali ingatan para siswa dan mengkondisikan mereka tentang apa yang akan menjadi topic bahasan untuk hari ini. Penulis menanyakan kepada mereka beberapa pertanyaan, misal apa yang penulis sampaikan pertemuan yang lalu, dan apakah mereka paham tentang bakat dan minat untuk perencanaan pemilihan jurusan nantinya.
2. Inti
Setelah melakukan apresepsi, penulis langsung menjelaskan mengenai macama-macam program penjurusan di SMA. Pengertian program jurusan di SMA itu trbagi menjadi dua yaitu ; IPA (ilmu pengetahuan alam ) dan IPS ( ilmu pengetahuan social ), Karakteristik anak IPA dan IPS, Kelebihan dan kekurangan siswa IPA dan IPS.
Referensi memilih jurusan Dalam penyampaiannya, diselingi oleh tanya jawab dari siswa tentang minat dan bakatnya itu cenderung di IPA dan di IPS. Setelah seluruh siswa mengerti, penulis memberikan mereka tugas untuk menuliskan kecakapan minat dan bakatnya di jurusan IPA atau IPS. Setelah seluruh kertas dikumpulkan, penulis dapat membantu mereka menentukan jurusan secara tepat dan sesuai dengan siswanya. Hal tersebut agar siswa berpandangan luas dan mempunyai pandangan lain tentang jurusan yang ada di SMA tersebut, yaitu IPA atau IPS.


3. Penutup
Sebagai penutupnya penulis penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan sesuatu yang kurang jelas dan penulis berusaha menjawab pertanyaan yang ada,setelah itu penulis bersama dengan para siswa menyimpulkan materi layanan yang penulis berikan hari ini, dan penulis mengungkapkan harapan-harapan terhadap siswa setelah menerima layanan tersebut. Dan diakhiri dengan salam penutup.
B. Evaluasi Pemberian Layanan
1. Evaluasi ini penulis simpulkan dari beberapa komentar dari teman-teman, para asisten dosen, dan penulis sendiri. Menurut para asisten dosen dan teman-teman, dalam menyampaikan layanan bimbingan dan konseling karier ini penulis sudah bagus dan runtut. Penguasaan materi sudah baik. Tetapi ada beberapa bagian yang belum penulis tampilkan dan sampaikan dalam simulasi layanan tersebut, adalah: Terlalu memihak salah satu jurusan.
Seluruh komentar, kritik dan saran tersebut sangat memacu penulis untuk menampilkan sesuatu yang lebih baik lagi. Sehingga penulis merevisi bagian-bagian yang penulis rasa masih kurang, dan mengganti yang tidak relevan menjadi relevan.








Bab IV
Penutup
A. Kesimpulan
Dalam praktik simulasi layanan bimbingan dan konseling karier ini, saya masih memiliki kekurangan di mana-mana. Dari materi yang kurang memberikan memaparkan kelebihan anak IPS, pengkondisian siswa yang kurang, dan kekurang rincian dalam menjawab pertanyaan dari siswa. Dalam pembukaan seharusnya saya menyampaikan tujuan terlebih dahulu agar siswa mengetahui tujuan dari pada materi layanan yang di sampaikan oleh penulis atau guru BK.
Mengenai kekurangan dalam penyampaian dan satlan yang masih kurang sempurna, penulis menyadari akan hal tersebut. Hal itu di sebabkan oleh kurangnya pengarahan dalam pembuatan satuan layanan secara rinci dan ketidak tahuan penulis akan cara pembuatan dan penyusunan seperangkat program kerja.
B. Saran
Keseluruhan pelaksanaan dari praktek bimbingan dan konseling ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis memberikan saran bagi pelaksanaan praktek bimbingan dan konseling karier untuk kedepannya. Saran penulis adalah :
1. Seharusnya sebelum memberikan tugas kepada siswa untuk membuat seperangkat proker, silabus dan satlan ada pengarahan dan bimbingan terlebih dahulu tentang langkah-langkah pembuatan proker, silabus dan satlan.
2. Dalam praktek bimbingan dan konseling sebaiknya ada kerjasama dan komunikasi yang baik antar asisten dosen, agar dalam pelaksanaannya dapat lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Untuk praktek BK karier selanjutnya pelaksanaannya jangan terlalu sore, karena keadaan mahasiswa juga sudah letih dan kurang efektif pelaksanaannya setra kurangnya tempat untuk praktik BK Karir,jadi suasananya kurang kondusif.
4. Dalam pemberian saran dan masukan oleh asisten sebaiknya lebih dapat memberikan input positif kepada mahsiswa agar mahasiswa sendiri dapat memperbaiki kesalahan dan dan mengerti bagaimana yang seharusnya.


Guru yang Efektif

Dikirim 0leh Arjo moemedo Monday, May 6, 2013 0 komentaran


AKHMAD SUDRAJAT
Guru yang Efektif
Artikel Pendidikan, Opini, Pendidikan, Teori Pendidikan

Mengutip pemikiran Davis dan Margareth A. Thomas dalam bukunya Effective Schools and Effective Teachers, Suyanto dan Djihad Hisyam (2000:29) mengemukakan tentang beberapa kemampuan guru yang mencerminkan guru yang efektif :

1. Guru yang efektif adalah guru yang memiliki kemampuan berkaitan dengan iklim kelas :

memiliki kemampuan interpersonal, khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan;
memiliki hubungan baik dengan siswa;
secara tulus menerima dan memperhatikan siswa;
menunjukkan minat dan anthusias yang tinggi dalam mengajar;
mampu menciptakan atmosfer untuk bekerja sama dan kohesivitas dalam kelompok; melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran;
mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi; dan
meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada.

2. Guru yang efektif adalah guru yang memiliki kemampuan terkait dengan strategi manajemen :

memiliki kemampuan secara rutin untuk mengahadapi siswa yang tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi dalam mengajar; serta
mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berfikir yang berbeda.

3. Guru yang efektif adalah guru yang memiliki kemampuan terkait dengan pemberian umpan balik dan penguatan (reinforcement) :

mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa;
mampu memberikan respon yang membantu kepada siswa yang lamban belajar;
mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban yang kurang memuaskan; dan
mampu memberikan bantuan kepada siswa yang diperlukan.

4. Guru yang efektif memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri :

mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif;
mampu memperluas dan menambah pengetahuan metode-metode pengajaran; dan
mampu memanfaatkan perencanaan kelompok guru untuk menciptakan metode pengajaran.

======================

Peran Guru sebagai Fasilitator

Dikirim 0leh Arjo moemedo 0 komentaran



Peran Guru sebagai Fasilitator
Artikel Pendidikan, Makalah Pendidikan, Pendidikan

Oleh: Akhmad Sudrajat

Dalam konteks pendidikan, istilah fasilitator semula lebih banyak diterapkan untuk kepentingan pendidikan orang dewasa (andragogi), khususnya dalam lingkungan pendidikan non formal. Namun sejalan dengan perubahan makna pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa, belakangan ini di Indonesia istilah fasilitator pun mulai diadopsi dalam lingkungan pendidikan formal di sekolah, yakni berkenaan dengan peran guru pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar.

Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.

Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru seringkali diposisikan sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat komando, instruksi bergaya birokrat, bahkan pawang, sebagaimana disinyalir oleh Y.B. Mangunwijaya (Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh guru.

Berbeda dengan pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara guru dengan siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam pendidikan kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila:

Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran
Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable).
Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup.
Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa.
Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa

========

Sumber:

Sindhunata. 2001. Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman, Yogyakarta : Kanisius
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Proyek P2MPD. 2000. Fasilitator dalam Pendidikan Kemitraan (Materi IV-4-1). Jakarta.

Dikirim 0leh Arjo moemedo 0 komentaran


AKHMAD SUDRAJAT
Tips Memotivasi Siswa untuk Belajar
Artikel Pendidikan, Pendidikan, Proses Pembelajaran, Teori Pendidikan

Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswanya. Meminjam pemikiran dari USAID DBE3 Life Skills for Youth, berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas.

Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Jadikan siswa peserta aktif
Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Berikan tugas secara proporsional
Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil
Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Hindari kompetisi antarpribadi
Berikan Masukan
Hargai kesuksesan dan keteladanan
Antusias dalam mengajar
Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Hindari penggunaan ancaman
Hindarilah komentar buruk
Kenali minat siswa-siswa Anda
Peduli dengan siswa-siswa Anda

==========



Tujuh Prinsip Praktik Pembelajaran yang Baik
Artikel Pendidikan, Kurikulum dan Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Indonesia, Psikologi Perkembangan

Dalam sebuah tulisannya, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengetengahkan tentang 7 (tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, baik bagi guru, siswa, kepala sekolah, pemerintah, maupun pihak lainnya yang terkait dengan pendidikan.

Di bawah ini disajikan esensi dari ketujuh prinsip tersebut dan untuk memudahkan Anda mengingatnya, saya buatkan “jembatan keledai” dengan sebutan CRAFT HiT

1. Encourages Contact Between Students and Faculty

Frekuensi kontak antara guru dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan faktor yang amat penting untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dengan seringnya kontak antara guru-siswa ini, guru dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap siswanya. Guru dapat membantu siswa ketika melewati masa-masa sulitnya. Begitu juga, guru dapat berusaha memelihara semangat belajar, meningkatkan komitmen intelektual siswa, mendorong mereka untuk berpikir tentang nilai-nilai mereka sendiri serta membantu menyusun rencana masa depannya.

2. Develops Reciprocity and Cooperation Among Students

Upaya meningkatkan belajar siswa lebih baik dilakukan secara tim dibandingkan melalui perpacuan individual (solo race). Belajar yang baik tak ubahnya seperti bekerja yang baik, yakni kolaboratif dan sosial, bukan kompetitif dan terisolasi. Melalui bekerja dengan orang lain, siswa dapat meningkatkan keterlibatannya dalam belajar. Saling berbagi ide dan mereaksi atas tanggapan orang lain dapat semakin mempertajam pemikiran dan memperdalam pemahamannya tentang sesuatu.

3. Encourages Active Learning

Belajar bukanlah seperti sedang menonton olahraga atau pertunjukkan film. Siswa tidak hanya sekedar duduk di kelas untuk mendengarkan penjelasan guru, menghafal paket materi yang telah dikemas guru, atau menjawab pertanyaan guru. Tetapi mereka harus berbicara tentang apa yang mereka pelajari dan dapat menuliskannya, mengaitkan dengan pengalaman masa lalu, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus menjadikan apa yang mereka pelajari sebagai bagian dari dirinya sendiri.

4. Gives Prompt Feedback

Siswa membutuhkan umpan balik yang tepat dan memadai atas kinerjanya sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari apa yang telah dipelajarinya. Ketika hendak memulai belajar, siswa membutuhkan bantuan untuk menilai pengetahuan dan kompetensi yang ada. Di kelas, siswa perlu sering diberi kesempatan tampil dan menerima saran agar terjadi perbaikan. Dan pada bagian akhir, siswa perlu diberikan kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari, apa yang masih perlu diketahui, dan bagaimana menilai dirinya sendiri.

5. Emphasizes Time on Task

Waktu + energi = belajar. Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siswa. Siswa membutuhkan bantuan dalam mengelola waktu efektif belajarnya. Mengalokasikan jumlah waktu yang realistis artinya sama dengan belajar yang efektif bagi siswa dan pengajaran yang efektif bagi guru. Sekolah seyogyanya dapat mendefinisikan ekspektasi waktu bagi para siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya untuk membangun kinerja yang tinggi bagi semuanya

6. Communicates High Expectations

Berharap lebih dan Anda akan mendapatkan lebih. Harapan yang tinggi merupakan hal penting bagi semua orang. Mengharapkan para siswa berkinerja atau berprestasi baik pada gilirannya akan mendorong guru maupun sekolah bekerja keras dan berusaha ekstra untuk dapat memenuhinya

7. Respects Diverse Talents and Ways of Learning

Ada banyak jalan untuk belajar. Para siswa datang dengan membawa bakat dan gaya belajarnya masing-masing Ada yang kuat dalam matematika, tetapi lemah dalam bahasa, ada yang mahir dalam praktik tetapi lemah dalam teori, dan sebagainya. Dalam hal ini, siswa perlu diberi kesempatan untuk menunjukkan bakatnya dan belajar dengan cara kerja mereka masing-masing. Kemudian mereka didorong untuk belajar dengan cara-cara baru, yang mungkin ini bukanlah hal mudah bagi guru untuk melakukannya.

Pada bagian lain, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengatakan bahwa guru dan siswa memegang peran dan tanggung jawab penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi mereka tetap membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk membentuk sebuah lingkungan belajar yang kondusif bagi praktik pembelajaran yang baik. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan tersebut meliputi: (a) adanya rasa tujuan bersama yang kuat; (b) dukungan kongkrit dari kepala sekolah dan para administrator pendidikan untuk mencapai tujuan ; (c) dana yang memadai sesuai dengan tujuan; (d) kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan tujuan; dan (e) evaluasi yang berkesinambungan tentang sejauhmana ketercapaian tujuan.

Adaptasi dan terjemahan bebas dari: Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson. Seven Principles for Good Practice in Undergraduate Education

Total Pageviews

lalaaaa

berilah kritik dan saran pada saya
terimakasih.. salam Anharul Huda

ngobrol-ngobrol
[Close]

Like My Blog JO LALI PENCET JEMPOLNYA. OK

sedulur adoh seg mampir