Saat anda membaca judul artikel ini, beberapa dari anda pasti dalam hati ada yang bertanya, ”Apa itu Neuroscience?” Bisa jadi pertanyaan anda selanjutnya adalah : ”Untuk apa neuroscience itu”. Sampai akhirnya muncul lagi pertanyaan: ”Trus, apa manfaatnya buat saya?” Yah... itulah salah satu cara kerja otak anda. Maksudnya? Sabar dulu yah... saya akan jelaskan satu persatu.
Sekali lagi saya katakan, itulah salah satu cara kerja otak anda. Jika ada informasi yang anda terima yg sifatnya ”baru”, maka otak akan mencari arti dari informasi baru tersebut. Dan otak menanyakan, apa itu penting dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup. Proses berpikir seperti ini, juga dipelajari oleh bidang Neuroscience. Lewat artikel ini saya akan membantu anda mengerti apa itu Neuroscience. Dan untuk apa neuroscience itu. Lalu anda akan mengerti pula apa manfaatnya bagi kehidupan karir anda.
Neuroscience atau ilmu yang mempelajari mengenai otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf belakangan ini telah berkembang menjadi Neuropsikiatri dan Neurobehaviour (penggabungan antara perilaku dan fungsi otak). Penggabungan ini didasari karena otak merupakan sumber dari pemikiran. Reaksi-reaksi diotak yang disebut Neurochemistry, Neurohormonal, Neuromekanikal merupakan sumber reaksi yang menggerakan otak kita untuk berfikir. Neuroscience disebut sebagai ilmu otak, karena mempelajari seluruh proses berfikir, sedang proses berfikir itu sendiri terkait ilmu pengetahuan, perilaku, attitude (tindakan) yang sangat luas cakupannya.
Tugas dari ilmu neuroscience (ilmu tentang otak) adalah menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di otak. Bagaimana otak yang tersusun dari jutaan sel-sel saraf individu itu bisa menghasilkan perilaku dan bagaimana sel-sel ini juga terpengaruh oleh kondisi lingkungan? Hmmm sungguh menarik dan menantang!
Neuroscience juga menelaah penyakit pada otak dengan berbagai macam bentuknya. Ada yang disebabkan oleh infeksi, gangguan metabolic (makanan misalnya), keracunan obat-obatan dan ada juga karena proses penuaan usia (degenerative aging). Kesimpulannya, Neuroscience adalah ilmu yang mempelajari manusia mulai dari ilmu pengetahuan, perilaku, attitude, action/aktivitas dan kehidupan melihat lingkungan.
Komunitas atau Perkumpulan Neuroscience didirikan pada tahun 1969, namun pembelajaran mengenai otak sudah dilakukan sejak lama sekali. Beberapa hal yang dipelajari meliputi struktur, fungsi, sejarah evolusi, pengembangan, genetika, biokimia, fisiologi, farmakologi, informatika, komputasi neuroscience dan patologi dari sistem syaraf. Secara tradisional kelihatan merupakan cabang dari ilmu biologi. Namun, saat ini sudah banyak dilakukan kerjasama penelitian antar bidang ilmu dalam kerangka neuroscience, seperti disiplin ilmu psikologi-neuro dan kognitif, ilmu komputer, statistik, fisika dan kedokteran.
Saat ini neuroscience sudah melibatkan beberapa eksperimen ilmiah atas sistem syaraf pusat dan periferal dari organisme biologi. Metodologi yang digunakan oleh para neurosaintis (sebutan untuk ilmuwan neuriscience) telah berkembang dari analisis biokimia dan genetika dari dinamika sel-sel syaraf individual dan unsur-unsur pokok molekularnya hingga penyajian citra perseptual dan aktivitas motorik dalam otak. Bahkan saat ini sudah dilakukan pemodelan komputasional untuk mendukung neuroscience.
Secara umum, neuroscience mencakup semua bidang ilmu sain yang terkait dengan sistem syaraf. Psikologi, sebagai studi ilmiah proses mental, dapat dianggap sebagai sub-bidang neuroscience. Walaupun beberapa teori pikiran/tubuh dalam psikologi masih banyak yang memuat prinsip-prinsip dan teori-teori abstrak, seperti psikologi perilaku dan kognitif tradisional, yang terlihat tidak berhubungan dengan proses-proses syaraf. Istilah neurobiologi kadang dipakai sebagai ganti dari neuroscience, walaupun istilah yang pertama merujuk pada biologi-nya sistem syaraf.
Neurolog dan Psikiater merupakan bidang khusus kedokteran yang secara spesifik mempelajari penyakit pada sistem syaraf. Istilah ini merujuk pada disiplin klinik yang menyangkut diagnosa dan perawatan dari penyakit ini. Neurologi berkaitan dengan penyakit dari sistem syaraf pusat dan periferal seperti ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) dan stroke, sedangkan Psikiater fokus pada penyakit mental. Batasan antara keduanya semakin kabur hingga saat ini, dokter spesialis kedua bidang diatas, sering mendapatkan pelatihan keduanya. Neurolog dan Psikiater banyak dipengaruhi oleh hasil penelitian dan riset neuroscience. Contoh berbagai tema-tema penelitian Neuroscience : kerusakan otak, perilaku, kecerdasan, berbagai penyakit saraf, molekul neuroscience, motor control, cell biology dll.
Bahkan di beberapa rumah sakit yang sudah maju, telah dikembangkan Laboratorium Neuroscience. Seperti dirumah sakit Medistra di Jakarta, Demikian juga di Santosa Hospital Bandung, atau di RS Mitra Keluarga Surabaya.
MRI dan MRA atau penggunaan Multi Slices CT Scan (MSCT), kita dapat dengan mudah melihat gambaran stroke dan tumor lebih akurat. Juga menentukan penyempitan sampai penyumbatan pembuluh darah otak maupun pembuluh darah dibagian leher yang menuju ke otak (pembuluh darah karotis) serta kelainan otak lainnya dapat ditangani dengan mudah.
Lalu apa manfaat dari informasi dan hasil riset neuroscience bagi kita? Nah… Anda sekarang sudah mendapat gambaran yang lebih jelas tentang Neuroscience dan perannya dalam dunia kedokteran, rumah sakit dan kehidupan kita.
Satu benang merah yang bisa kita peroleh adalah, bahwa dengan mengetahui fungsi manual otak dan cara otak kita bekerja, maka kehidupan kita menjadi jauh lebih mudah.
Lantas dari pengetahuan ini, kami mengembangkan penelitian neuroscience dalam pengembangan diri, motivasi, learning (pembelajaran), parenting dan termasuk juga dunia hypnosis dan hipnoterapi.
Dalam bidang teknik belajar & mengajar, kami mengembangkan teknologi Quantum Genius. Bagaimana cara mengeksplorasi kecerdasan dan kejeniusan seorang anak berdasarkan neuroscience. Selanjutnya dapat di lihat di
Dalam bidang motivasi dan perubahan diri, kami mengembangkan teknologi Neuro Activating Engineering (NAE), yang membantu setiap pribadi bagaimana melakukan perubahan yang long lasting berbasis neuroscience.
Dan dalam bidang hypnosis, hipnoterapi, kami kembangkan satu teknologi Neuroscience Hypnosis atau disingkat menjadi Neuro-Hypnosis. Bagaimana mempelajari hypnosis dan hypnoterapi yang ilmiah 100 persen bisa dijelaskan secara neuroscience.
Nah.. sekarang anda sudah mengerti bagaimana manfaat nyata pengetahuan neuroscience. Pada tulisan akan datang, kami akan bagikan peran neuroscience secara spesifik dalam bidang2 tertentu, seperti yg kami jelaskan diatas.
Semoga bermanfaat.
Salam, Markus Tan Dr. A. Fadly Noor |
0 komentaran